Benarkah Tsunami Aceh adalah Rekayasa Amerika? Ini Jawabannya.
MAAF BUKAN BERMAKSUD MENYINGGUNG NEGARA LAIN..
Tsunami
Aceh. Sebuah peristiwa yang sangat menggemparkan dunia di akhir tahun
2004. Ratusan ribu korban berjatuhan. Para pakar tsunami dan gempa bumi
seolah menjadi selebritis dadakan, karena media membutuhkan narasumber
mengenai bencana besar tersebut. Namun ada satu teori yang sangat
mengejutkan tentang bencana ini, yakni tenteng teori konspirasi yang
menyatakan bahwa bencana ini adalah buatan amerika.
Sebagian
besar orang menganggap Tsunami Aceh adalah bencana alam murni, sebagian
kecil lainnya melihat “out of the box” bahwa tsunami adalah hasil
rekayasa senjata thermonuklir Amerika yang diujicobakan. Salah satu dari
mereka, M.Dzikron AM, dosen Fak Teknik Unisba menjelaskan hipotesa
tentang hal ini,
1. NOAA, National Oceanic and Atmospheric Administration, beberapa kali
merubah data magnitudo dan posisi episentrum gempa, serta kejanggalan
tidak adanya peringatan pada ‘seismograf’ di Indonesia dan India. Secara
sederhana, gempa selalu dipicu oleh apa yang disebut frekuensi
elektromagnetik pada 0,5 atau 12 Hertz, dan bukan merupakan sebuah
proses yang terjadi secara mendadak spt tsunami di Aceh. 2. Sebagian
besar mayat yang ditemukan terbujur kaku dengan kulit berwarna hitam
pekat, kematian akibat tenggelam tidak akan mengubah warna kulit
sedemikian cepat dan sedemikian hitam, sebaliknya mayat-mayat hitam juga
nampak pasca dijatuhkannya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki. 3.
Kapal-kapal perang Amerika berdatangan dengan cepat dan bertahan di Aceh
selama beberapa bulan bukan sekedar memasukkan bantuan namun juga
mengawasi wilayah laut agar peneliti Indonesia tidak turun ke sana. 4.
Ditemukan sampah nuklir 2 bulan pasca tsunami di wilayah Somalia yang
kemudian diungkap UNEP, yang diduga berasal dari Samudera Hindia.
Ini dia Penjelasannya :
Jenis senjata HAARP yang digunakan diperkirakan disebut Warhead
Thermonuklir W-53 dengan kekuatan 9 megaton ternyata dapat dengan mudah
ditempatkan dalam wadah yang mirip diving chamber (alat selam dalam)
yang biasanya digunakan dalam eksploitasi minyak. Wadah ini sekaligus
melindunginya dari tekanan sebesar 10.000 pon per inchi persegi di dasar
palung laut dalam. Bobot total dengan wadahnya kurang dari lima ton,
sehingga dapat dijatuhkan dari buritan kapal suplai anjungan pengeboran
minyak lepas pantai. Metode teknologinya disebut SCALAR, yang
menggunakan gelombang elektromagnetik untuk memanipulasi kekuatan alam.
Teknologi perusak berbasis gelombang elektromagnetik pertama kali
dikenalkan saintis Rusia Nikola Tesla Saintis ini menjadikan bencana
gempa di berbagai negara pada 1937 sebagai sampel penelitian.
Selanjutnya, Tesla melakukan penelitian mengenai penciptaan alat yang
mampu memunculkan gelombang frekuensi tinggi yang bisa memicu badai dan
gempa tektonik. Setelah melalui berbagai penyempurnaan, alat itu mampu
mengalahkan kekuatan Nuklir. Belakangan senjata pemusnah massal itu
dikenal sebagai elektromangnetik SCALAR. Anehnya, rancangan Tesla ini
kemudian hilang tak berbekas setelah ia meninggal dan muncul kembali
dalam program HAARP, padahal ketika pertama kali ditawarkan kepada
Pentagon, rancangan Tesla ini ditolak mentah-mentah.
Menurut Bertell, AS sudah melakukan uji coba sejak puluhan tahun lalu.
Negeri Paman Sam menggunakan Barium dan Lithium yang “dikirim” ke
lapisan ozon dengan bantuan gelombang elektromagnetik ke langit
negara-negara asia. Teori Bertell didukung Michel Chossudovsky yang
berprofesi sebagai analis persenjataan global. Chossudovsky menuduh
Pentagon sudah lama membuat senjata untuk memanipulasi cuaca. April
1997, menurut Menhan William Cohen, AS terpaksa menghadapi serangan
senjata perubah cuaca dengan senjata sejenis. Demikian juga dengan
penggunaan gelombang elektromagnetik pemicu gempa dan tsunami.
Apa yang dijelaskan Bartell dan Chossudovsky sebenarnya berada di luar
nalar logika kita, sehingga kita lebih percaya bahwa sebuah tsunami
terlalu musykil dibuat dan dirancang oleh manusia. Namun bila kita
memikirkan isu apa yang saat ini digadang-gadang oleh Amerika dan
sekutunya, khususnya mereka yang terlibat dalam manipulasi Pemanasan
Global, maka senjata HAARP bukan lagi cerita fantasy Hollywood, seperti
orang-orang di seluruh dunia yang sebelumnya tidak pernah percaya pada
Bom Atom yang dijatuhkan Enola Gay ternyata hasil rekayasa teknologi
nuklir yang pada masa itu dianggap begitu canggih.
Seperti kita ketahui HAARP (High Altitude Atmospheric Research Project)
adalah senjata yang didisain untuk menciptakan bencana alam seperti
gempa, badai dan tsunami. HAARP memiliki alasan sendiri untuk dijadikan
sebagai kekuatan baru dalam isu pemanasan global, seperti dalam project
teranyar mereka yang menggunakan ELF (Extremely Low Frequency) untuk
menembus lapisan tanah dan es kemudian menghancurkan/melelehkan lempeng
artik, melubangi ozon seperti yg sdh dijelaskan, membuat gempa spt di
Haiti, China dan Korea, serta menciptakan ‘hurricane‘.
Apa itu Nuklir Tsunami?
Nuklir Tsunami, Akhirnya Terungkap, Sebagai Senjata Pemusnah Massal. Sebelum
ditemukannya senjata nuklir, Tsunami terakhir terjadi pada tahun 1883.
Tsunami yang terjadi disebabkan oleh sebuah LETUSAN VULKANIS di pulau
KRAKATAU, Indonesia!! Bisa saja KEBETULAN tetapi tsunami berikutnya terjadi di lepas pantai Alaska pada tahun 1946.
Pentagon
memiliki lebih dari 10,000 buah Nuklir yang mematikan di dalam gudang
persenjataannya Pentagon memiliki lebih dari 10,000 buah Nuklir di dalam
gudang persenjataannya yang mematikan. Setiap bom hydrogen adalah 50
kali lebih kuat daripada bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima, Jepamg
pada tahun 1945. Sebuah bom hidrogen bila ditempatkan secara strategis
dapat menghancurkan sebuah negara sebesar Inggris. Hitler memiliki Bom-H
pada tahun dan Pentagon membawa bom=-H Hitler ke Amerika Serikat dan
diuji coba di Alaska pada bulan April 1946.
Secara teoritis, Pentagon 9 megaton W-53 hulu-ledak termonuklir (kiri atas), bisa dengan mudah dikemas dalam sebuah tempat kecil 'menyerupai' saturasi untuk menyelam (kanan atas), supaya terlindung dari tekanan 10,000 pound dari setiap inci persegi di dasar laut Sumatra Trench. Keseluruhan kemas yang dilapisi baja beratnya kurang dari lima ton, bisa diselipkan di buritan kapal penyuplai anjungan minyak, yang di Asia sendiri terdapat lebih dari 300 buah. Siapa yang akan memperhatikan? |
Bom hidrogen yang mematikan adalah nuklir di dalam nuklir.! |
Hidrogen atau bom thermonuklir adalah nuklir di dalam nuklir. Dengan kata lain, ia menggunakan fisi (pembelahan sel) dan milyaran derajat dalam sebuah bom atom konvensional (primary) untuk memicu sebuah reaksi berantai (fusion) dalam bom lain (secondary) dalam rangka menciptakan ledakan nuklir. Tahap ketiga atau tertiary dapat ditambahkan hingga hasilnya mencapai 20 juta ton TNT!! |
Dr. Edward Teller mengatakan bahwa limit monster ini adalah 100 juta ton TNT!! |
Bom-H pertama diproduksi oleh Nazi Jerman dengan bentuk yang sangat besar dan memerlukan pendingin khusus (cryogenics) untuk menjaga agar cairan deuterium tetap berada di bawah 400 derajat Fahrenheit |
Pada waktu itu kapal selam merupakan cara yang ideal untuk mengantarkannya, namun akan meletus juga sewaktu terjadi ledakan. |
Uji coba Bom Atom pertama bertempat di Port Chicagopada tanggal 17 Juli 1944!! |
Ledakan atom pertama di dunia terjadi di Port Chicago di sebelah utara San Francisco pada tanggal 17 Juli, 1944. Ledakan atom ini merupakan uji coba senjata yang dirakit dengan bom uranium yang kemudian dijatuhkan di Hiroshima, Jepang pada tanggal 6 Juli, 1945. |
Uji coba atom dilakukan dengan pura-pura menggunakan bahan peledak konvensional. Ratusan pelaut memuat perlengkapan senjata ke atas kapal di pelabuhan untuk persiapan Perang Pasifik. Ledakan terjadi dan menghancurkan segalanya dalam jarak 1/2 mil dan menyebabkan gelombang air laut besar. Pentagon mengatakan bahwa perlengkapan senjata di atas kapal terbakar api yang menyebabkan ledakan. Ini merupakan kebohongan murni karena tidak ada api sebelum terjadinya ledakan. |
Prinsip-prinsip bom Hidrogen sudah diketahui pada tahun 1944!! |
Prinsip-prinsip
bom hidrogen sudah diketahui sejak tahun 1944 .... Kekuatan penghancur
sebuah bom hidrogen dibandingkan dengan sebuah bom atom biasa adalah
seperti sebuah MAINAN .... Hitler tidak main-main dan para ilmuwannya
memfokuskan dalam membuat dan mengirim Bom-H. |
Menurut Dr. James B. Conant, Presiden Universitas Harvard dan penasehat ilmiah untuk Jenderal Groves, Super Bom Amerika Serikat dengan seksama dikembangan pada tahun 1944. |
Dr. James B. Conant (1893-1978). President of Harvard University and scientific adviser to General Groves. |
"Dengan menggunakan berbagai macam metoda, nampak sangat mungkin untuk mengembangkannya dalam jangka waktu enam bulan setelah bom pertama disempurnakan, dan harus memungkinkan untuk dapat ditingkatkan efisiensinya ... dalam kasus ini sejumlah materi yang sama akan menghasilkan sama dengan kira-kira 24,000 ton TNT. Pengembangan lebih lanjut sepanjang alur kebijakan ini memungkinan untuk diproduksinya sebuah bom tunggal dengan jumlah materi dan efisiensinya untuk mengejar jumlah yang sama dengan beberapa ratus ribu ton TNT, atau bahkan sebanding dengan satu juta ton TNT... Semua kemungkinan-kemungkinan ini hanya terdapat dalam menyempurnakan efisiensi penggunaan unsur-unsur "25"[U235] dan "49"[Pu239]. Dengan demikian Anda akan melihat bahwa sebuah bom "super" yang patut dipertimbangkan adalah dalam penggunaannya di tengah-tengah laut tidak lagi terlepas dari reaksi nuklir lain."(Bush-Conant Letter on the Super Bomb, National Archives). |
KEMBALI KITA BAHAS SECARA URUT :
Kejadian ini kini diperbincangkan kembali di berbagai media. Salah satunya di Komunitas KASKUS. Perbincangan di KASKUS menyebutkan bahwa sebagian besar orang menganggap Tsunami Aceh adalah bencana alam murni, sebagian kecil lainnya melihat “out of the box” bahwa tsunami adalah hasil rekayasa senjata thermonuklir Amerika yang diujicobakan. Salah satu dari mereka, M.Dzikron AM, dosen Fak Teknik Unisba menjelaskan hipotesa tentang hal ini,
1. NOAA, National Oceanic and Atmospheric Administration, beberapa kali merubah data magnitudo dan posisi episentrum gempa, serta kejanggalan tidak adanya peringatan pada ‘seismograf’ di Indonesia dan India. Secara sederhana, gempa selalu dipicu oleh apa yang disebut frekuensi elektromagnetik pada 0,5 atau 12 Hertz, dan bukan merupakan sebuah proses yang terjadi secara mendadak seperti tsunami di Aceh.
3. Kapal-kapal perang Amerika berdatangan dengan cepat dan bertahan di Aceh selama beberapa bulan bukan sekedar memasukkan bantuan namun juga mengawasi wilayah laut agar peneliti Indonesia tidak turun ke sana.
4. Ditemukan sampah nuklir 2 bulan pasca tsunami di wilayah Somalia yang kemudian diungkap UNEP, yang diduga berasal dari Samudera Hindia.
Kini menjadi pertanyaan bagi kita, benarkah tsunami Aceh rekayasa Amerika? Jika benar, apa motif Amerika melakukannya di sekitar Indonesia?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar