Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa tanggal diproklamirkannnya
kemerdekaan Indonesia adalah 17 Agustus 1945, padahal pada saat itu
salah satu tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia Sukarni mengusulkan agar
teks proklamasi dibacakan pada tanggal 16 Agustus 1945 dengan alasan
semakin cepat diproklamirkannya kemerdekaan Indonesia maka akan semakin
baik. Sukarni lahir pada tanggal 14 Juli 1916 di Blitar, Jawa Timur yang
memiliki nama lengkap Sukarni Kartodiwirjo adalah salah satu tokoh
pejuang kemerdekaan Indonesia dari kalangan pemuda yang gigih melawan
penjajah dari bumi pertiwi ini. Sebagai seorang tokoh pemuda Sukarni
memiliki peranan yang sangat penting dalam proses proklamasi kemerdekaan
Indonesia. Dialah yang mengusulkan agar yang menandatangai teks
Proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah Soekarno dan Moh. Hatta dengan
mengatasnamakan Bangsa Indonesia. Dan Sukarni wafat pada usia 54 tahun
di Jakarta tepatnya tanggal 7 Mei 1971.
Dalam dialognya dengan Soekarno masalah penetapan tanggal
dibacakannya teks Proklamasi kemerdekaan Indonesia saat itu tanggal 15
Agustus 1945 Sukarni menyampaikan :
Sukarni : “Mengapa tanggal 17 tidak lebih baik sekarang saja atau tanggal 16?”
Soekarno : “Aku percaya pada mistik. Aku tidak dapat menerangkan yang
masuk akal mengapa tanggal 17 memberikan harapan kepadaku. Tetapi aku
merasakan di dalam relung hatiku bahwa dua hari lagi adalah saat yang
baik. Tujuh belas adalah angka yang suci. Tujuh belas adalah angka
keramat. Pertama-tama, kita sedang dalam bulan suci Ramadhan, waktu kita
berpuasa sampai lebaran, benar tidak ?”
Sukarni : “Ya”.
Soekarno : “Ini berarti saat yang paling suci, bukan ?”
Sukarni : “Ya”.
Soekarno : “Hari Jumat ini Jumat Legi, Jumat yang manis, Jumat suci.
Dan hari Jumat tanggal 17 Al-Qur’an diturunkan. Orang Islam melakukan
sembahyang 17 rakaat dalam sehari. Mengapa nabi Muhammad memerintahkan
17 rakaat, bukan 10 atau 20 ? Karena kesucian angka 17 bukanlah buatan
manusia. Ketika aku pertama kali mendengar berita penyerahan Jepang, aku
berpikir kita harus segera memproklamirkan kemerdekaan. Kemudian aku
menyadari adalah takdir Tuhan bahwa peristiwa ini akan jatuh di hari
keramat-Nya. Proklamasi akan berlangsung tanggal 17. Revolusi akan
mengikuti setelah itu”
Demikianlah kira-kira dialog antara Sukarni dengan sang proklamator
Soekarno pada saat itu. Sama kita ketahui bahwa kebanyakan orang-orang
tua kita dahulu sangat memperhatikan perhitungan hari dan tanggal dalam
melaksanakan sebuah acara baik itu ritual maupun seremonial. Bahkan arah
jalanpun harus mengikuti rumus yang sudah ditetapkan dalam primbon.
Tentu saja sebagai orang Islam semua hari adalah baik tergantung
aktivitas apa yang dilakukan pada hari itu.
Kembali ke tanggal 17 sebagai tanggal diproklamasikan Kemerdekaan
Indonesia memang sudah merupakan ketetapan Tuhan, apapun yang terjadi di
muka bumi ini bahkan di alam semesta adalah telah ditetapkan Allah SWT.
Tiada satu daunpun yang gugur jatuh ketanah tanpa sepengetahuan dan
izin Allah, sehingga dapat kita simpulkan bahwa tanggal 17 yang
bertepatan pada hari Jum’at dianggap keramat oleh presiden Soekarno
dengan dalih-dalih yang disampaikannya merupakan ketetapan Allah SWT.
Umat Islam dalam sehari semalam melaksanakan sholat sebanyak 17
rakaat yang terdiri dari Isya (4 rakaat), Subuh (2 rakaat) Dzuhur (4
rakaat), Ashar (4 rakaat) dan Maghrib (3 rakaat). Penentuan jumlah
rakaat dalam sholat umat Islam juga merupakan ketetapan Allah yang masih
menjadi misteri bagi kita. Sampai saat ini belum ada yang bisa
memberikan penjelasan kenapa jumlah rakaat itu berbeda-beda, apa yang
menjadi alasannya. Di Indonesia sendiri batas usia yang dianggap dewasa
adalah 17 tahun, usia dimana seseorang sudah diharuskan memiliki kartu
tanda penduduk (KTP) entah siapa yang membuat aturan seperti ini dan
kenapa alasannya hanya Allah lah yang Maha Mengetahui atas segala
sesuatu.
Demikianlah ulasan singkat mengenai Misteri tanggal 17 sebagai hari
Kemerdekaan Indonesia, semoga dapat memberi manfaat dan pengetahuan
untuk kita bersama.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Minggu, 01 Desember 2013
Misteri tanggal 17 sebagai hari Kemerdekaan Indonesia
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa tanggal diproklamirkannnya
kemerdekaan Indonesia adalah 17 Agustus 1945, padahal pada saat itu
salah satu tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia Sukarni mengusulkan agar
teks proklamasi dibacakan pada tanggal 16 Agustus 1945 dengan alasan
semakin cepat diproklamirkannya kemerdekaan Indonesia maka akan semakin
baik. Sukarni lahir pada tanggal 14 Juli 1916 di Blitar, Jawa Timur yang
memiliki nama lengkap Sukarni Kartodiwirjo adalah salah satu tokoh
pejuang kemerdekaan Indonesia dari kalangan pemuda yang gigih melawan
penjajah dari bumi pertiwi ini. Sebagai seorang tokoh pemuda Sukarni
memiliki peranan yang sangat penting dalam proses proklamasi kemerdekaan
Indonesia. Dialah yang mengusulkan agar yang menandatangai teks
Proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah Soekarno dan Moh. Hatta dengan
mengatasnamakan Bangsa Indonesia. Dan Sukarni wafat pada usia 54 tahun
di Jakarta tepatnya tanggal 7 Mei 1971.
Dalam dialognya dengan Soekarno masalah penetapan tanggal dibacakannya teks Proklamasi kemerdekaan Indonesia saat itu tanggal 15 Agustus 1945 Sukarni menyampaikan :
Sukarni : “Mengapa tanggal 17 tidak lebih baik sekarang saja atau tanggal 16?”
Soekarno : “Aku percaya pada mistik. Aku tidak dapat menerangkan yang masuk akal mengapa tanggal 17 memberikan harapan kepadaku. Tetapi aku merasakan di dalam relung hatiku bahwa dua hari lagi adalah saat yang baik. Tujuh belas adalah angka yang suci. Tujuh belas adalah angka keramat. Pertama-tama, kita sedang dalam bulan suci Ramadhan, waktu kita berpuasa sampai lebaran, benar tidak ?”
Sukarni : “Ya”.
Soekarno : “Ini berarti saat yang paling suci, bukan ?”
Sukarni : “Ya”.
Soekarno : “Hari Jumat ini Jumat Legi, Jumat yang manis, Jumat suci. Dan hari Jumat tanggal 17 Al-Qur’an diturunkan. Orang Islam melakukan sembahyang 17 rakaat dalam sehari. Mengapa nabi Muhammad memerintahkan 17 rakaat, bukan 10 atau 20 ? Karena kesucian angka 17 bukanlah buatan manusia. Ketika aku pertama kali mendengar berita penyerahan Jepang, aku berpikir kita harus segera memproklamirkan kemerdekaan. Kemudian aku menyadari adalah takdir Tuhan bahwa peristiwa ini akan jatuh di hari keramat-Nya. Proklamasi akan berlangsung tanggal 17. Revolusi akan mengikuti setelah itu”
Demikianlah kira-kira dialog antara Sukarni dengan sang proklamator Soekarno pada saat itu. Sama kita ketahui bahwa kebanyakan orang-orang tua kita dahulu sangat memperhatikan perhitungan hari dan tanggal dalam melaksanakan sebuah acara baik itu ritual maupun seremonial. Bahkan arah jalanpun harus mengikuti rumus yang sudah ditetapkan dalam primbon. Tentu saja sebagai orang Islam semua hari adalah baik tergantung aktivitas apa yang dilakukan pada hari itu.
Kembali ke tanggal 17 sebagai tanggal diproklamasikan Kemerdekaan Indonesia memang sudah merupakan ketetapan Tuhan, apapun yang terjadi di muka bumi ini bahkan di alam semesta adalah telah ditetapkan Allah SWT. Tiada satu daunpun yang gugur jatuh ketanah tanpa sepengetahuan dan izin Allah, sehingga dapat kita simpulkan bahwa tanggal 17 yang bertepatan pada hari Jum’at dianggap keramat oleh presiden Soekarno dengan dalih-dalih yang disampaikannya merupakan ketetapan Allah SWT.
Umat Islam dalam sehari semalam melaksanakan sholat sebanyak 17 rakaat yang terdiri dari Isya (4 rakaat), Subuh (2 rakaat) Dzuhur (4 rakaat), Ashar (4 rakaat) dan Maghrib (3 rakaat). Penentuan jumlah rakaat dalam sholat umat Islam juga merupakan ketetapan Allah yang masih menjadi misteri bagi kita. Sampai saat ini belum ada yang bisa memberikan penjelasan kenapa jumlah rakaat itu berbeda-beda, apa yang menjadi alasannya. Di Indonesia sendiri batas usia yang dianggap dewasa adalah 17 tahun, usia dimana seseorang sudah diharuskan memiliki kartu tanda penduduk (KTP) entah siapa yang membuat aturan seperti ini dan kenapa alasannya hanya Allah lah yang Maha Mengetahui atas segala sesuatu.
Demikianlah ulasan singkat mengenai Misteri tanggal 17 sebagai hari Kemerdekaan Indonesia, semoga dapat memberi manfaat dan pengetahuan untuk kita bersama.
Dalam dialognya dengan Soekarno masalah penetapan tanggal dibacakannya teks Proklamasi kemerdekaan Indonesia saat itu tanggal 15 Agustus 1945 Sukarni menyampaikan :
Sukarni : “Mengapa tanggal 17 tidak lebih baik sekarang saja atau tanggal 16?”
Soekarno : “Aku percaya pada mistik. Aku tidak dapat menerangkan yang masuk akal mengapa tanggal 17 memberikan harapan kepadaku. Tetapi aku merasakan di dalam relung hatiku bahwa dua hari lagi adalah saat yang baik. Tujuh belas adalah angka yang suci. Tujuh belas adalah angka keramat. Pertama-tama, kita sedang dalam bulan suci Ramadhan, waktu kita berpuasa sampai lebaran, benar tidak ?”
Sukarni : “Ya”.
Soekarno : “Ini berarti saat yang paling suci, bukan ?”
Sukarni : “Ya”.
Soekarno : “Hari Jumat ini Jumat Legi, Jumat yang manis, Jumat suci. Dan hari Jumat tanggal 17 Al-Qur’an diturunkan. Orang Islam melakukan sembahyang 17 rakaat dalam sehari. Mengapa nabi Muhammad memerintahkan 17 rakaat, bukan 10 atau 20 ? Karena kesucian angka 17 bukanlah buatan manusia. Ketika aku pertama kali mendengar berita penyerahan Jepang, aku berpikir kita harus segera memproklamirkan kemerdekaan. Kemudian aku menyadari adalah takdir Tuhan bahwa peristiwa ini akan jatuh di hari keramat-Nya. Proklamasi akan berlangsung tanggal 17. Revolusi akan mengikuti setelah itu”
Demikianlah kira-kira dialog antara Sukarni dengan sang proklamator Soekarno pada saat itu. Sama kita ketahui bahwa kebanyakan orang-orang tua kita dahulu sangat memperhatikan perhitungan hari dan tanggal dalam melaksanakan sebuah acara baik itu ritual maupun seremonial. Bahkan arah jalanpun harus mengikuti rumus yang sudah ditetapkan dalam primbon. Tentu saja sebagai orang Islam semua hari adalah baik tergantung aktivitas apa yang dilakukan pada hari itu.
Kembali ke tanggal 17 sebagai tanggal diproklamasikan Kemerdekaan Indonesia memang sudah merupakan ketetapan Tuhan, apapun yang terjadi di muka bumi ini bahkan di alam semesta adalah telah ditetapkan Allah SWT. Tiada satu daunpun yang gugur jatuh ketanah tanpa sepengetahuan dan izin Allah, sehingga dapat kita simpulkan bahwa tanggal 17 yang bertepatan pada hari Jum’at dianggap keramat oleh presiden Soekarno dengan dalih-dalih yang disampaikannya merupakan ketetapan Allah SWT.
Umat Islam dalam sehari semalam melaksanakan sholat sebanyak 17 rakaat yang terdiri dari Isya (4 rakaat), Subuh (2 rakaat) Dzuhur (4 rakaat), Ashar (4 rakaat) dan Maghrib (3 rakaat). Penentuan jumlah rakaat dalam sholat umat Islam juga merupakan ketetapan Allah yang masih menjadi misteri bagi kita. Sampai saat ini belum ada yang bisa memberikan penjelasan kenapa jumlah rakaat itu berbeda-beda, apa yang menjadi alasannya. Di Indonesia sendiri batas usia yang dianggap dewasa adalah 17 tahun, usia dimana seseorang sudah diharuskan memiliki kartu tanda penduduk (KTP) entah siapa yang membuat aturan seperti ini dan kenapa alasannya hanya Allah lah yang Maha Mengetahui atas segala sesuatu.
Demikianlah ulasan singkat mengenai Misteri tanggal 17 sebagai hari Kemerdekaan Indonesia, semoga dapat memberi manfaat dan pengetahuan untuk kita bersama.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar