Semenjak
diutusnya Muhammad bin Abdullah menjadi Nabi, Allah Subhaanahu wa
ta’ala sudah menvonis bahwa ummat beliau adalah ummat akhir zaman. Jadi
pengertian akhir zaman itu sudah sejak diutusnya
Nabi Muhammad Sallallahu eAlaihi wa Sallam (Saw) yang merupakan Nabi
terakhir. Kenyataan bahwa kita adalah ummat akhir zaman menunjukkan
bahwa kita saat ini hidup di akhir zaman. Menurut hadits shahih, masa
akhir zaman ini terbagi menjadi lima. Pertama, masa kenabian, saat
Rasulullah masih hidup. Kedua, masa Khulafaur Rasyidin, mulai Abubakar,
Umar, Usman, dan Ali. Ketiga, masa raja-raja menggigit (maalikan
‘adhan), yaitu masa setelah wafatnya Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu
eAnhu sampai runtuhnya Daulah Khilafah Utsmaniyah (1924). Keempat, masa
maalikan jabariyan (penguasa diktator). Kelima, masa kembalinya sistem
khilafah.
Saat ini kita hidup di masa yang mana? Sekarang masa
penguasa diktator, dan sedang hot-hot-nya. Ummat Islam sedang kalah.
Tetapi itu memang sudah sunatullah, bahwa ada kalanya menang, ada
kalanya kalah. Kita pun harus optimis, akan tiba waktunya ummat Islam
memperoleh kemenangan.
Kelak penguasa diktator itu bisa
dikalahkan kaum Muslimin? Begitulah menurut hadits. Kita akan berperang
melawan Yahudi, dan Yahudi akan hancur. Yahudi akan diburu sampai
manapun, sampai-sampai pohon dan batu pun bicara, “Hai kaum Muslimin, di
belakangku ada Yahudi yang bersembunyi!” Kecuali pohon gharqad (semacam
kaktus) yang merupakan pohon Yahudi. Jangan heran, sekarang pohon
gharqad itu banyak ditanam oleh orang-orang Israel, untuk berlindung
dari serangan kaum Muslimin.
Yang dimaksud Yahudi itu khusus di
Israel atau juga termasuk di Amerika Serikat (AS)? Yang pasti Yahudi
Israel. Kalaupun kemudian Yahudi-Amerika pindah ke Israel, wallahu alam.
Dan Yahudi yang pindah ke Israel itu berarti menyatakan diri sebagai
musuh ummat Islam.
Dalam sebuah hadits diriwayatkan, sebelum
akhir zaman tiba, kaum Muslimin akan berdamai dengan Bangsa Rum. Siapa
yang dimaksud Rum itu? Saya cenderung menafsirkan Bangsa Rum adalah
Eropa. Alasannya bersifat historis. Ummat Islam atau Bangsa Arab diapit
oleh dua peradaban besar, yaitu peradaban Barat (Romawi) dan Timur
(Persia). Peradaban Barat dipengaruhi oleh tadisi-tradisi ahli kitab
(Yahudi maupun Nasrani). Timur dipengaruhi oleh kemusyrikan dan
paganisme. Memang, sekarang ada perluasan akibat globalisasi. Pengertian
Timur tidak lagi hanya Persia, tetapi juga China, India, dan lainnya.
Mereka kategorinya bukan ahli kitab tetapi disebut al-Adyaan al-Ardhiyah
atau agama-agama bumi yang banyak sekali dan didominasi paganisme.
Apakah sekarang perdamaian itu sudah berlangsung? Sekarang sedang
berjalan, meski semu. Kenapa? Karena yang kini memimpin dunia bukan
amiirul mu’miniin. Pemimpinnya adalah kalangan Rum, yang mengandalkan
tradisi yang campur aduk dengan kebatilan sehingga muncul kezhaliman dan
ketidakadilan. Jadi, perdamaian yang sekarang terjadi lebih tepat
diartikan sebagai “kesepakatan untuk tidak berperang”. Ini terjadi sejak
berakhirnya penjajahan resmi oleh Bangsa Rum terhadap negeri-negeri
kaum Muslimin.
Tampaknya ada kontradiksi. Kaum Muslimin
berdamai dengan Bangsa Rum, tetapi saat ini Rum justru dekat dengan
musuh abadi ummat Islam yaitu Yahudi? Bukan dekat, tetapi pengertian
tentang Bangsa Rum sendiri memang sudah campur aduk. Ada Nasrani dan
Yahudi-nya sehingga sering disebut Judeo-Christian civilization
(peradaban Yahudi-Nasrani).
Ada pula hadits yang menyatakan, di
akhir zaman, Iraq akan diboikot oleh Bangsa Rum. Itukah yang terjadi
saat ini? Ya, sudah dan sedang berjalan.
Apa yang akan terjadi
setelah itu? Kalau mau dirangkai secara kronologis, cukup sulit ya.
Tetapi di antara tanda-tanda menjelang batas akhir tanda kecil adalah
mengeringnya sungai Eufrat dan ditemukannya gunung emas di bawah sungai
itu. Nanti akan berduyun-duyun pasukan dari berbagai bangsa untuk
memperebutkan emas itu. Setiap seratus manusia datang, 99 di antaranya
tewas karena berebut emas. Dan Rasulullah Saw melarang kaum Muslimin
ikut dalam perebutan itu.
Apakah itu berupa serangan AS dan
sekutu nya terhadap Iraq, seperti yang terjadi beberapa saat lalu? Kalau
itu berebut minyak atau emas hitam. Jadi kelak akan ditemukan emas
dalam arti yang sebenarnya, bukan emas hitam? Saya meyakini itu memang
emas yang sebenarnya. Isyarat Nabi tidak cuma bersifat maknawi tapi juga
hakiki. Seperti isyarat akan munculnya Imam Mahdi, saya yakin itu bukan
kiasan. Sosok Imam Mahdi memang ada. Begitu juga hadits tentang Dajjal.
Dajjal adalah oknum atau person. Saat ini oknum Dajjal belum muncul,
meskipun sistem dajjal sudah bisa kita rasakan.
Apa sistem
dajjal itu? Sistem dajjal adalah sistem kepalsuan, seperti yang berlaku
sekarang ini. Orang menyebutnya sebagai The New World Order (Tata Dunia
Baru), meskipun kenyataannya malah tidak ada tatanan. Yang disebut
pejuang hak asasi manusia justru mereka yang sebenarnya teroris.
Sedangkan mereka yang dituduh teroris justru sebenarnya orang yang mulia
di mata Allah Swt.
Apakah yang Anda maksud dengan sistem
dajjal itu adalah tatanan kehidupan yang kini dikomandani oleh AS? Ya.
Itu tercermin dalam lembaran uang satu dollar AS. Bagian depan uang itu
bergambar Presiden AS pertama George Washington, bagian belakang
bergambar piramid yang terpotong. Letak gambar piramid ada di belakang,
sebagai isyarat bahwa di belakang AS itu ada kekuatan lain. Di atas
piramid ada segitiga bergambar mata satu. Di atasnya ada tulisan annuit
coeptis (semoga dia senang dengan proyek ini). “Dia” yang dimaksud
adalah si Mata Satu. Di bawahnya ada tulisan novus ordo seclorum
(tatanan dunia baru). Artinya, ummat seluruh dunia diharapkan masuk
dalam proyek tatanan dunia baru dan menerima kepemimpinan si Mata Satu.
Orang yang familier dengan hadits-hadits Rasulullah akan paham bahwa
yang dimaksud si Mata Satu adalah Dajjal.
Kapan sosok Dajjal
akan muncul? Dajjal sudah ada sejak zaman Rasulullah Saw. Hal ini
dijelaskan dalam se buah hadits shahih yang panjang, diriwayatkan oleh
Muslim dari Fathimah binti Qais. Ada seorang pengembara Nasrani yang
terdampar di sebuah pantai, ia turun dari kapalnya kemudian bertemu
dengan binatang aneh. Binatang itu mengantarkannya ke sebuah biara.
Di biara ada seorang lelaki yang terpasung. Si terpasung langsung
bertanya, “Apakah sungai Tiberia sudah mengering? Apakah sudah muncul
seorang lelaki yang bernama Muhammad yang disebut sebagai Nabi akhir
zaman? Apakah lelaki itu sudah diusir oleh penduduk di negerinya
sendiri?” Pengembara Nasrani itu penasaran, kemudian dia menelusuri
Jazirah Arab untuk mencari lelaki yang dimaksud. Dia pun bertemu
Muhammad Saw. Dia bertanya kepada Nabi, “Siapa orang yang dipasung itu?”
Nabi kemudian menyatakan bahwa lelaki itu adalah Dajjal. Namun Dajjal tidak akan muncul sebelum Imam Mahdi keluar.
Kapan Imam Mahdi keluar? Menurut Rasulullah Saw, salah satu tandanya
adalah meninggal atau terbunuhnya seorang khali fah. Namun kekhalifahan
sekarang kan sudah tidak ada. Menurut saya, khalifah yang dimaksud itu
adalah seorang pemimpin negeri Muslim yang sangat nyata. Amin Muhammad
Jamaluddin, penulis buku “Umur Ummat Islam” asal Mesir, menafsirkannya
sebagai pemimpin Kerajaan Arab Saudi. Kalau memang betul itu, berarti
sudah dekat.
Anda setuju dengan pendapat itu? Tidak setuju
sepenuhnya. Saya look and see aja. Tetapi saya yakin bahwa hadits yang
menyatakan wafatnya khalifah itu memang benar. Menurut hadits itu, kelak
Al-Mahdi akan muncul lalu dibaiat oleh sekelompok pemuda di Ka’bah.
Penguasa semenanjung Arab akan langsung mengirim pasukan untuk menangkap
para pemuda itu. Tetapi pasukan itu akan dibenamkan ke dalam bumi oleh
Allah Swt, kecuali dua orang saja.
Keduanya sengaja
diselamatkan agar bisa menceritakan kepada publik bahwa teman-teman
mereka telah tenggelam ke dalam bumi. Begitu kabar ini tersiar, semua
Mu’min yang paham hadits-hadits shahih tentang munculnya Al-Mahdi akan
sadar bahwa Imam Mahdi telah muncul. Mereka akan berbondong-bondong
untuk berbaiat.
Bagaimana jika dihubungkan dengan umur ummat
Islam? Menurut Muhammad Amin Jamaluddin, ketika dia menafsirkan beberapa
hadits mengenai umur ummat Yahudi, Kristen, ummat Islam, diisyaratkan
umur ummat Islam itu 1500 tahun. Sekarang sudah 1424 Hijriah, jadi
tinggal 76 tahun lagi. Itu belum dipotong waktu perjuangan Muhammad
ketika di Makkah, yang memakan waktu 13 tahun. Jadi umur ummat Islam
tinggal kira-kira 63 tahun.
Nah, kalau masa kekhalifahan di
akhir zaman –yang menurut hadits akan berlangsung 40 tahun– terjadi pada
masa damai, maka huru-hara besar itu akan terjadi dalam kurun waktu
kurang dari 23 tahun ke depan ini. Kemunculan khilafah akan didahului
oleh terjadinya huru-hara, dimana kaum Muslimin berada di bawah komando
Imam Mahdi.
Kemunculan Imam Mahdi juga akan ditandai dengan
munculnya bintang berekor atau komet. Menurut yang saya dengar dari para
astronom, komet akan muncul tahun 2022. Jadi kalau pada saat itu muncul
Imam Mahdi, sebuah perhitungan yang sangat mungkin. Bisa jadi
kemunculan Imam Mahdi justru akan lebih cepat daripada itu.
Apa
ciri-ciri khusus Imam Mahdi itu? Menurut Rasulullah Saw, namanya
seperti nama Rasulullah dan ayahnya pun sama dengan ayah Rasulullah. Ia
juga disebut-sebut ngomongnya kurang lancar, sehingga kalau bicara harus
menepuk pahanya dulu. Apakah itu berarti ia gagap, wallahu a’lam.
Saat muncul, Imam Mahdi berusia berapa? Kira-kira seusia Nabi ketika
pertama kali perang. Rasulullah pertama kali perang ketika usianya
sekitar 55 tahun, Perang Badar.
Kalau begitu, saat ini
sebenarnya Imam Mahdi sudah ada ya? Ya, sudah ada, tapi oleh Allah Swt
belum dimunculkan. Kalau sekarang kita tidak tahu Imam Mahdi itu siapa,
bukan hal yang aneh, karena memang ia fenomena yang akan muncul
mendadak.
Bukankah sudah ada beberapa orang yang mengaku
sebagai Imam Mahdi? Tidak bisa. Imam Mahdi itu dibaiat oleh 313 pemuda
di Kabah. Jumlah itu sama dengan pasukan Perang Badar. Baiatnya bersifat
terbuka, meskipun sebenarnya Imam Mahdi enggan dijadikan pemimpin.
Kalau ada yang mengaku-aku Imam Mahdi, itu omong kosong.
Apakah
kelak Imam Mahdi akan memimpin kekhalifahan Islam? Ya. Sebelum itu ia
akan memimpin beberapa peperangan dalam rangka meruntuhkan Tatanan Dunia
Baru ini. Perang meruntuhkan maalikan jabariyan (penguasa diktator) ini
dimaksudkan untuk mewujudkan The Next World Order (Tatanan Dunia
Kelak).
Peperangan apa saja itu? Ada empat perang besar.
Pertama, perang melawan penguasa semenanjung Arab. Kaum Muslimin menang.
Kedua, perang melawan penguasa zhalim Persia, juga menang. Ketiga, pe
rang melawan Rum atau Eropa, juga menang. Terakhir perang melawan Dajjal
dan 70 ribu tentara Yahudi.
Ketika Imam Mahdi sedang
berkonsolidasi di Damaskus (Suriah), waktu shalat Shubuh tiba. Iqamat
dikumandangkan, lalu Imam Mahdi hendak maju menjadi imam. Muncul tanda
besar kedua akan terjadinya hari kiamat, yaitu Isa eAlaihissallam (As)
turun di Menara Putih, masjid sebelah timur Damaskus.
Imam
Mahdi memohon agar Isa yang menjadi imam shalat. Namun Isa As menolak,
“Demi Allah, inilah kelebihan ummat Muhammad, sebagian engkau menjadi
pemimpin sebagian ummat lainnya. Engkau pemimpin ummat ini, Imam Mahdi,
Engkau yang memimpin shalat. Aku menjadi ma’mum.”
Sesudah
shalat, mereka bertolak menuju hari bertemunya dua pasukan. Yaitu
pasukan kaum Muslimin yang dipimpin Imam Mahdi dan Nabi Isa As, melawan
pasukan Yahudi yang dipimpin Dajjal.
Perang ini terjadi dimana?
Persisnya saya tidak tahu, tetapi tidak jauh dari Baitul Maqdis.
Menurut hadits, ketik a melihat Isa As dari kejauhan, Dajjal “mengkerut”
lalu berusaha kabur. Ia dikejar terus oleh Nabi Isa sampai akhirnya
terbunuh di pintu Lod, salah satu pintu masuk ke Baitul Maqdis. Dajjal
tewas tertusuk tombak. Nabi Isa As lalu mengangkat tinggi-tinggi tombak
itu, supaya orang-orang yang selama ini percaya pada Dajjal dan
menganggapnya sebagai Tuhan, menyadari bahwa sikap itu keliru.
Kekhalifahan nanti pusatnya dimana? Pusatnya di Baitul Maqdis.
Setelah umur ummat Islam berakhir, apa yang terjadi kemudian? Menurut
hadits, setelah khilafah berdiri, kemakmuran akan terjadi dimana-mana.
Pada masa itu tetap ada orang kafir, sampai pada masa tertentu Allah Swt
mendatangkan tanda akhir zaman, yaitu hembusan angin sepoi-sepoi dari
arah Yaman (selatan). Itu terjadi setelah wafatnya Isa Ibnu Maryam.
Semua orang Islam, hatta yang hanya punya keimanan sebiji zarah, akan
menghirup udara itu dan meninggal dengan damai. Ya sudah, selesai.
Berakhi rlah umur ummat Islam.
Di dunia tinggal ummat yang
kafir 24 karat. Terjadilah kekacauan dan kehancuran luar biasa, karena
tidak ada lagi amar ma’ruf nahiy munkar. Nabi menggambarkan, saat itu
manusia tak akan malu-malu bersenggama seperti keledai di jalanan.
Makkah dan Madinah dihancurkan, sehingga datanglah kiamat yang
mengerikan. Alhamdulillah, ummat Islam tidak akan mengalami fase
penghancuran yang amat mengerikan itu.
Tidak banyak ulama atau
ustadz yang concern bicara tentang tema akhir zaman. Ihsan Tandjung pun
menyadari hal itu. Bahkan ia kerap mendengar celoteh masyarakat, yang
mengungkapkan ketidaksukaannya kepada muballigh yang bicara tentang
akhir zaman, syurga, dan neraka. “Masyarakat kita menganggap kehidupan
akhir zaman sebagai hal yang tidak penting,” Ihsan menyimpulkan.
Meski begitu, Ihsan tetap percaya diri untuk terus maju. Imam Mahdi,
Dajjal, Armageddon, kiamat, adalah kosakata yang kerap meluncur dari
bibirnya ketika ceramah. “M asyarakat harus terus diingatkan,”
alasannya.
Ihsan juga terus mengingatkan agar kaum Muslimin
waspada terhadap fitnah kaum Yahudi yang mengepung dari segala penjuru.
“Dunia saat ini memang sangat tidak ramah terhadap nilai-nilai
keimanan,” ujarnya sewaktu ceramah di sebuah instansi pemerintah di
Jakarta.
Konflik kaum Muslimin dengan Yahudi memang sudah
sunnatullah. Ihsan menyebutnya sebagai sunnah at-tadafu’ al-insany
(ketentuan Ilahi berupa pergolakan antarmanusia). “Konflik antara ummat
Islam dan Yahudi adalah konflik hakiki,” kata penulis buku “Pertarungan
Abadi” ini.
Selain tema-tema memahami zaman, Menurutnya, jika
kita menghayati desain besar Allah untuk mengakhiri zaman ini, maka
berbagai friksi dan ketegangan yang terjadi di antara gerakan Islam
menjadi kurang relevan. “Kita harus semakin rajin merapatkan barisan,
seperti pada shalat berjama’ah,” katanya.
Menurut Anda, kenapa
tema tentang akhir zaman kurang disukai oleh masyarakat? Tidak aneh,
sebab itu sudah diisyaratkan Nabi sejak berabad-abad yang lalu. Kata
Rasulullah Saw, “Dajjal tidak akan muncul sebelum ummat manusia lupa
membicarakan Dajjal dan imam-imam di mimbar pun tidak menerangkan lagi
tentang Dajjal.”
Rasulullah juga sudah menganjurkan agar kita
berdoa usai membaca tahiyat akhir di setiap shalat, seperti diriwayatkan
Imam Bukhari. Isi doa itu adalah permohonan agar kita terhindar dari
fitnah jahanam, fitnah dunia, dan fitnah Dajjal. Sayang, ummat Islam
sering mengabaika n masalah ini.
Kenapa Anda concern bicara
tentang tema ini? Huru-hara akhir zaman itu sudah sangat dekat. Ummat
harus diingatkan. Kalau tidak, saya khawatir mereka tidak sanggup
mengantisipasi huru-hara atau munculnya Imam Mahdi itu. Misalnya, bila
nanti Imam Mahdi muncul, mereka tidak bergabung tetapi malah mencaci
maki. Bisa saja nanti CNN akan memberitakan bahwa Imam Mahdi itu seorang
teroris. Kalau kita ikut-ikutan, kan repot.
Selama ini, tema
akhir zaman biasanya cuma menjadi serpihan-serpihan lepas dari tema yang
lain. Padahal Nabi telah menjelaskan kepada kita akan adanya grand
design dari Allah. Mestinya ummat berlomba-lomba untuk menyesuaikan diri
dengan grand design itu, yang pasti akan tetap berjalan terlepas apakah
kita setuju atau tidak.
Kita jangan cuma mengandalkan otak
sendiri dalam merancang perjuangan. Kekalahan ummat Islam saat ini sudah
amat parah, bagaimana otak kita akan mengalahkan musuh? Kalau kita di
suruh membuat pesawat F-16, belum tentu dalam waktu 100 tahun bisa.
Tentu saja kita tidak boleh menjadi fatalis. Kita harus berbuat
semaksimal mungkin. Dan ada satu momentum yang harus diantisipasi.
Begitu momentum itu datang, namun kita tolak, maka berarti kita
kehilangan peluang untuk menjemput kemenangan. Kita harus terlibat di
dalamnya.
Ada sebagian orang berpendapat, hadits-hadits tentang
akhir zaman itu derajatnya tidak sampai mutawatir. Bagaimana menurut
Anda? Saya ini bukan ahli hadits ya. Tetapi tanda-tanda akhir zaman yang
ditulis para ulama rasa-rasanya tidak pernah luput membahas tentang
Imam Mahdi.
Apa yang seharusnya dilakukan ulama, berkaitan
dengan huru-hara akhir zaman? Mestinya para ulama banyak berbicara
tentang ini, harus bisa menjadi sumber ilmu bagi kita. Anehnya, justru
orang yang menulis buku-buku akhir zaman berasal dari orang teknik.
Misalnya Amin Muhammad Jamaluddin, penulis buku “Umur Ummat Islam”,
berlatar belakang insinyur. Belakangan ia baru menempuh S-2 di Fakultas
Da’wah Universitas Al-Azhar, Kairo. Bukunya itu betul-betul spektakuler
dan menjadi best-seller.
Kenapa bukan ulama yang menulis itu?
Jangan-jangan ini sebuah isyarat bahwa kelak ketika Imam Mahdi datang,
beberapa ulama akan menolak sebagaimana pendeta-pendeta Yahudi-Nasrani
menolak Nabi Muhammad. Tidak mustahil pula ada aktivis harakah yang akan
menolak kedatangan Imam Mahdi itu. Dan sebaliknya, orang Islam yang
saat ini masih bergelimang kemaksiatan tidak mustahil bisa menjadi
prajurit-prajurit yang bergabung dalam barisan Imam Mahdi. Beragama itu
bukan urusan ilmu semata, tapi juga amal.
Anda pernah mendiskusikan dengan para ulama tentang kekhawatiran di atas? Secara formal belum.
Anda berencana melakukannya suatu saat? Pasti. Tapi tunggu dulu lah,
sebab sebagian mereka sekarang sedang sibuk menyongsong 2004 (sambil
tersenyum). Nanti kalau suasananya sudah adem.
Dengan tema
ceramah futuristik tentang akhir zaman, apakah pernah ada orang yang
menilai Anda sebagai ustadz yang suka menjadi pengkhayal? Alhamdulillah
belum ada. Tetapi banyak yang bertanya, misalnya tentang kemunculan Isa
Al-Masih. Bukankah ini bertentangan dengan dalil Al-Quran yang
menyatakan bahwa Muhammad adalah Nabi terakhir? Tidak, karena Isa As
nanti datang tidak menjadi Nabi yang membawa kitab baru. Ia
menyempurnakan tugas yang belum sempat dikerjakan dulu, yaitu mengajak
kembali ahli kitab (Yahudi dan Nasrani) untuk masuk Islam.
Ada
pula sunnah yang belum dikerjakan Isa As, yaitu menikah. Padahal beliau
kan pengikut syariat Muhammad. Ada beberapa hadits shahih yang berisi
tentang Isa as akan menikah.
Isa As akan turun dalam usia 33
tahun, persis seperti usia ketika dia dulu diangkat Allah Swt ribuan
tahun lalu. Ibarat tape recorder, Isa as sekarang ini sedang “pause”,
nanti turun akan “play” lagi. Kelak, menurut hadits, Isa As akan wafat
dan dimakamkan di dekat pemakaman Rasulullah, Abu Bakar, dan Umar di
Masjid Nabawi. Saat ini tempat itu masih kosong, dan memang disediakan
untuk Nabi Isa As.
Ada pengalaman yang tidak menyenangkan? Ada,
masih di AS, sekitar tahun 1994. Saya diundang ceramah di Islamic Centre
oleh orang Malaysia di sana. Dia berkata, “Maaf Ustadz, yang dengerin
ceramah cuma orang Indonesia.” “Kenapa?” saya tanya. “Kalau kita
mengadakan acara pengajian terbuka, Muslim dari berbagai negara pasti
datang kecuali dari I ndonesia. Kalau ustadznya dari Indonesia dan
undangannya dikhususkan untuk orang Indonesia, insya Allah mereka akan
datang.” Kenapa bisa begitu? Dia menjawab, “Karena orang Indonesia
jarang ke masjid.”
Rupanya, orang Indonesia kalau kumpul ya
sesama orang Indonesia saja. Itupun tidak di masjid. Menurut pandangan
teman Malaysia itu, orang Indonesia di luar negeri seperti katak dalam
tempurung. Ini fenomena yang memang sering saya jumpai. Kalau kita ke
Islamic Centre atau masjid, kita akan mudah menjumpai kaum Muslimin dari
Arab, Mesir, Pakistan, Bangladesh, tetapi jarang menemui orang
Indonesia. Ini sekaligus kritik kepada para da’i, termasuk saya. Kita
harus lebih gencar menyerukan kepada orang Indonesia ini agar gemar
shalat di masjid.*
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Minggu, 13 Juli 2014
KEJAYAAN ISLAM , MEMAHAMI FITNAH DAJJAL DAN MASA DEPAN DUNIA MENURUT HADIST
Semenjak
diutusnya Muhammad bin Abdullah menjadi Nabi, Allah Subhaanahu wa
ta’ala sudah menvonis bahwa ummat beliau adalah ummat akhir zaman. Jadi
pengertian akhir zaman itu sudah sejak diutusnya
Nabi Muhammad Sallallahu eAlaihi wa Sallam (Saw) yang merupakan Nabi
terakhir. Kenyataan bahwa kita adalah ummat akhir zaman menunjukkan
bahwa kita saat ini hidup di akhir zaman. Menurut hadits shahih, masa
akhir zaman ini terbagi menjadi lima. Pertama, masa kenabian, saat
Rasulullah masih hidup. Kedua, masa Khulafaur Rasyidin, mulai Abubakar,
Umar, Usman, dan Ali. Ketiga, masa raja-raja menggigit (maalikan
‘adhan), yaitu masa setelah wafatnya Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu
eAnhu sampai runtuhnya Daulah Khilafah Utsmaniyah (1924). Keempat, masa
maalikan jabariyan (penguasa diktator). Kelima, masa kembalinya sistem
khilafah.
Saat ini kita hidup di masa yang mana? Sekarang masa penguasa diktator, dan sedang hot-hot-nya. Ummat Islam sedang kalah. Tetapi itu memang sudah sunatullah, bahwa ada kalanya menang, ada kalanya kalah. Kita pun harus optimis, akan tiba waktunya ummat Islam memperoleh kemenangan.
Kelak penguasa diktator itu bisa dikalahkan kaum Muslimin? Begitulah menurut hadits. Kita akan berperang melawan Yahudi, dan Yahudi akan hancur. Yahudi akan diburu sampai manapun, sampai-sampai pohon dan batu pun bicara, “Hai kaum Muslimin, di belakangku ada Yahudi yang bersembunyi!” Kecuali pohon gharqad (semacam kaktus) yang merupakan pohon Yahudi. Jangan heran, sekarang pohon gharqad itu banyak ditanam oleh orang-orang Israel, untuk berlindung dari serangan kaum Muslimin.
Yang dimaksud Yahudi itu khusus di Israel atau juga termasuk di Amerika Serikat (AS)? Yang pasti Yahudi Israel. Kalaupun kemudian Yahudi-Amerika pindah ke Israel, wallahu alam. Dan Yahudi yang pindah ke Israel itu berarti menyatakan diri sebagai musuh ummat Islam.
Dalam sebuah hadits diriwayatkan, sebelum akhir zaman tiba, kaum Muslimin akan berdamai dengan Bangsa Rum. Siapa yang dimaksud Rum itu? Saya cenderung menafsirkan Bangsa Rum adalah Eropa. Alasannya bersifat historis. Ummat Islam atau Bangsa Arab diapit oleh dua peradaban besar, yaitu peradaban Barat (Romawi) dan Timur (Persia). Peradaban Barat dipengaruhi oleh tadisi-tradisi ahli kitab (Yahudi maupun Nasrani). Timur dipengaruhi oleh kemusyrikan dan paganisme. Memang, sekarang ada perluasan akibat globalisasi. Pengertian Timur tidak lagi hanya Persia, tetapi juga China, India, dan lainnya. Mereka kategorinya bukan ahli kitab tetapi disebut al-Adyaan al-Ardhiyah atau agama-agama bumi yang banyak sekali dan didominasi paganisme.
Apakah sekarang perdamaian itu sudah berlangsung? Sekarang sedang berjalan, meski semu. Kenapa? Karena yang kini memimpin dunia bukan amiirul mu’miniin. Pemimpinnya adalah kalangan Rum, yang mengandalkan tradisi yang campur aduk dengan kebatilan sehingga muncul kezhaliman dan ketidakadilan. Jadi, perdamaian yang sekarang terjadi lebih tepat diartikan sebagai “kesepakatan untuk tidak berperang”. Ini terjadi sejak berakhirnya penjajahan resmi oleh Bangsa Rum terhadap negeri-negeri kaum Muslimin.
Tampaknya ada kontradiksi. Kaum Muslimin berdamai dengan Bangsa Rum, tetapi saat ini Rum justru dekat dengan musuh abadi ummat Islam yaitu Yahudi? Bukan dekat, tetapi pengertian tentang Bangsa Rum sendiri memang sudah campur aduk. Ada Nasrani dan Yahudi-nya sehingga sering disebut Judeo-Christian civilization (peradaban Yahudi-Nasrani).
Ada pula hadits yang menyatakan, di akhir zaman, Iraq akan diboikot oleh Bangsa Rum. Itukah yang terjadi saat ini? Ya, sudah dan sedang berjalan.
Apa yang akan terjadi setelah itu? Kalau mau dirangkai secara kronologis, cukup sulit ya. Tetapi di antara tanda-tanda menjelang batas akhir tanda kecil adalah mengeringnya sungai Eufrat dan ditemukannya gunung emas di bawah sungai itu. Nanti akan berduyun-duyun pasukan dari berbagai bangsa untuk memperebutkan emas itu. Setiap seratus manusia datang, 99 di antaranya tewas karena berebut emas. Dan Rasulullah Saw melarang kaum Muslimin ikut dalam perebutan itu.
Apakah itu berupa serangan AS dan sekutu nya terhadap Iraq, seperti yang terjadi beberapa saat lalu? Kalau itu berebut minyak atau emas hitam. Jadi kelak akan ditemukan emas dalam arti yang sebenarnya, bukan emas hitam? Saya meyakini itu memang emas yang sebenarnya. Isyarat Nabi tidak cuma bersifat maknawi tapi juga hakiki. Seperti isyarat akan munculnya Imam Mahdi, saya yakin itu bukan kiasan. Sosok Imam Mahdi memang ada. Begitu juga hadits tentang Dajjal. Dajjal adalah oknum atau person. Saat ini oknum Dajjal belum muncul, meskipun sistem dajjal sudah bisa kita rasakan.
Apa sistem dajjal itu? Sistem dajjal adalah sistem kepalsuan, seperti yang berlaku sekarang ini. Orang menyebutnya sebagai The New World Order (Tata Dunia Baru), meskipun kenyataannya malah tidak ada tatanan. Yang disebut pejuang hak asasi manusia justru mereka yang sebenarnya teroris. Sedangkan mereka yang dituduh teroris justru sebenarnya orang yang mulia di mata Allah Swt.
Apakah yang Anda maksud dengan sistem dajjal itu adalah tatanan kehidupan yang kini dikomandani oleh AS? Ya. Itu tercermin dalam lembaran uang satu dollar AS. Bagian depan uang itu bergambar Presiden AS pertama George Washington, bagian belakang bergambar piramid yang terpotong. Letak gambar piramid ada di belakang, sebagai isyarat bahwa di belakang AS itu ada kekuatan lain. Di atas piramid ada segitiga bergambar mata satu. Di atasnya ada tulisan annuit coeptis (semoga dia senang dengan proyek ini). “Dia” yang dimaksud adalah si Mata Satu. Di bawahnya ada tulisan novus ordo seclorum (tatanan dunia baru). Artinya, ummat seluruh dunia diharapkan masuk dalam proyek tatanan dunia baru dan menerima kepemimpinan si Mata Satu. Orang yang familier dengan hadits-hadits Rasulullah akan paham bahwa yang dimaksud si Mata Satu adalah Dajjal.
Kapan sosok Dajjal akan muncul? Dajjal sudah ada sejak zaman Rasulullah Saw. Hal ini dijelaskan dalam se buah hadits shahih yang panjang, diriwayatkan oleh Muslim dari Fathimah binti Qais. Ada seorang pengembara Nasrani yang terdampar di sebuah pantai, ia turun dari kapalnya kemudian bertemu dengan binatang aneh. Binatang itu mengantarkannya ke sebuah biara.
Di biara ada seorang lelaki yang terpasung. Si terpasung langsung bertanya, “Apakah sungai Tiberia sudah mengering? Apakah sudah muncul seorang lelaki yang bernama Muhammad yang disebut sebagai Nabi akhir zaman? Apakah lelaki itu sudah diusir oleh penduduk di negerinya sendiri?” Pengembara Nasrani itu penasaran, kemudian dia menelusuri Jazirah Arab untuk mencari lelaki yang dimaksud. Dia pun bertemu Muhammad Saw. Dia bertanya kepada Nabi, “Siapa orang yang dipasung itu?”
Nabi kemudian menyatakan bahwa lelaki itu adalah Dajjal. Namun Dajjal tidak akan muncul sebelum Imam Mahdi keluar.
Kapan Imam Mahdi keluar? Menurut Rasulullah Saw, salah satu tandanya adalah meninggal atau terbunuhnya seorang khali fah. Namun kekhalifahan sekarang kan sudah tidak ada. Menurut saya, khalifah yang dimaksud itu adalah seorang pemimpin negeri Muslim yang sangat nyata. Amin Muhammad Jamaluddin, penulis buku “Umur Ummat Islam” asal Mesir, menafsirkannya sebagai pemimpin Kerajaan Arab Saudi. Kalau memang betul itu, berarti sudah dekat.
Anda setuju dengan pendapat itu? Tidak setuju sepenuhnya. Saya look and see aja. Tetapi saya yakin bahwa hadits yang menyatakan wafatnya khalifah itu memang benar. Menurut hadits itu, kelak Al-Mahdi akan muncul lalu dibaiat oleh sekelompok pemuda di Ka’bah. Penguasa semenanjung Arab akan langsung mengirim pasukan untuk menangkap para pemuda itu. Tetapi pasukan itu akan dibenamkan ke dalam bumi oleh Allah Swt, kecuali dua orang saja.
Keduanya sengaja diselamatkan agar bisa menceritakan kepada publik bahwa teman-teman mereka telah tenggelam ke dalam bumi. Begitu kabar ini tersiar, semua Mu’min yang paham hadits-hadits shahih tentang munculnya Al-Mahdi akan sadar bahwa Imam Mahdi telah muncul. Mereka akan berbondong-bondong untuk berbaiat.
Bagaimana jika dihubungkan dengan umur ummat Islam? Menurut Muhammad Amin Jamaluddin, ketika dia menafsirkan beberapa hadits mengenai umur ummat Yahudi, Kristen, ummat Islam, diisyaratkan umur ummat Islam itu 1500 tahun. Sekarang sudah 1424 Hijriah, jadi tinggal 76 tahun lagi. Itu belum dipotong waktu perjuangan Muhammad ketika di Makkah, yang memakan waktu 13 tahun. Jadi umur ummat Islam tinggal kira-kira 63 tahun.
Nah, kalau masa kekhalifahan di akhir zaman –yang menurut hadits akan berlangsung 40 tahun– terjadi pada masa damai, maka huru-hara besar itu akan terjadi dalam kurun waktu kurang dari 23 tahun ke depan ini. Kemunculan khilafah akan didahului oleh terjadinya huru-hara, dimana kaum Muslimin berada di bawah komando Imam Mahdi.
Kemunculan Imam Mahdi juga akan ditandai dengan munculnya bintang berekor atau komet. Menurut yang saya dengar dari para astronom, komet akan muncul tahun 2022. Jadi kalau pada saat itu muncul Imam Mahdi, sebuah perhitungan yang sangat mungkin. Bisa jadi kemunculan Imam Mahdi justru akan lebih cepat daripada itu.
Apa ciri-ciri khusus Imam Mahdi itu? Menurut Rasulullah Saw, namanya seperti nama Rasulullah dan ayahnya pun sama dengan ayah Rasulullah. Ia juga disebut-sebut ngomongnya kurang lancar, sehingga kalau bicara harus menepuk pahanya dulu. Apakah itu berarti ia gagap, wallahu a’lam.
Saat muncul, Imam Mahdi berusia berapa? Kira-kira seusia Nabi ketika pertama kali perang. Rasulullah pertama kali perang ketika usianya sekitar 55 tahun, Perang Badar.
Kalau begitu, saat ini sebenarnya Imam Mahdi sudah ada ya? Ya, sudah ada, tapi oleh Allah Swt belum dimunculkan. Kalau sekarang kita tidak tahu Imam Mahdi itu siapa, bukan hal yang aneh, karena memang ia fenomena yang akan muncul mendadak.
Bukankah sudah ada beberapa orang yang mengaku sebagai Imam Mahdi? Tidak bisa. Imam Mahdi itu dibaiat oleh 313 pemuda di Kabah. Jumlah itu sama dengan pasukan Perang Badar. Baiatnya bersifat terbuka, meskipun sebenarnya Imam Mahdi enggan dijadikan pemimpin. Kalau ada yang mengaku-aku Imam Mahdi, itu omong kosong.
Apakah kelak Imam Mahdi akan memimpin kekhalifahan Islam? Ya. Sebelum itu ia akan memimpin beberapa peperangan dalam rangka meruntuhkan Tatanan Dunia Baru ini. Perang meruntuhkan maalikan jabariyan (penguasa diktator) ini dimaksudkan untuk mewujudkan The Next World Order (Tatanan Dunia Kelak).
Peperangan apa saja itu? Ada empat perang besar. Pertama, perang melawan penguasa semenanjung Arab. Kaum Muslimin menang. Kedua, perang melawan penguasa zhalim Persia, juga menang. Ketiga, pe rang melawan Rum atau Eropa, juga menang. Terakhir perang melawan Dajjal dan 70 ribu tentara Yahudi.
Ketika Imam Mahdi sedang berkonsolidasi di Damaskus (Suriah), waktu shalat Shubuh tiba. Iqamat dikumandangkan, lalu Imam Mahdi hendak maju menjadi imam. Muncul tanda besar kedua akan terjadinya hari kiamat, yaitu Isa eAlaihissallam (As) turun di Menara Putih, masjid sebelah timur Damaskus.
Imam Mahdi memohon agar Isa yang menjadi imam shalat. Namun Isa As menolak, “Demi Allah, inilah kelebihan ummat Muhammad, sebagian engkau menjadi pemimpin sebagian ummat lainnya. Engkau pemimpin ummat ini, Imam Mahdi, Engkau yang memimpin shalat. Aku menjadi ma’mum.”
Sesudah shalat, mereka bertolak menuju hari bertemunya dua pasukan. Yaitu pasukan kaum Muslimin yang dipimpin Imam Mahdi dan Nabi Isa As, melawan pasukan Yahudi yang dipimpin Dajjal.
Perang ini terjadi dimana? Persisnya saya tidak tahu, tetapi tidak jauh dari Baitul Maqdis. Menurut hadits, ketik a melihat Isa As dari kejauhan, Dajjal “mengkerut” lalu berusaha kabur. Ia dikejar terus oleh Nabi Isa sampai akhirnya terbunuh di pintu Lod, salah satu pintu masuk ke Baitul Maqdis. Dajjal tewas tertusuk tombak. Nabi Isa As lalu mengangkat tinggi-tinggi tombak itu, supaya orang-orang yang selama ini percaya pada Dajjal dan menganggapnya sebagai Tuhan, menyadari bahwa sikap itu keliru.
Kekhalifahan nanti pusatnya dimana? Pusatnya di Baitul Maqdis.
Setelah umur ummat Islam berakhir, apa yang terjadi kemudian? Menurut hadits, setelah khilafah berdiri, kemakmuran akan terjadi dimana-mana. Pada masa itu tetap ada orang kafir, sampai pada masa tertentu Allah Swt mendatangkan tanda akhir zaman, yaitu hembusan angin sepoi-sepoi dari arah Yaman (selatan). Itu terjadi setelah wafatnya Isa Ibnu Maryam. Semua orang Islam, hatta yang hanya punya keimanan sebiji zarah, akan menghirup udara itu dan meninggal dengan damai. Ya sudah, selesai. Berakhi rlah umur ummat Islam.
Di dunia tinggal ummat yang kafir 24 karat. Terjadilah kekacauan dan kehancuran luar biasa, karena tidak ada lagi amar ma’ruf nahiy munkar. Nabi menggambarkan, saat itu manusia tak akan malu-malu bersenggama seperti keledai di jalanan. Makkah dan Madinah dihancurkan, sehingga datanglah kiamat yang mengerikan. Alhamdulillah, ummat Islam tidak akan mengalami fase penghancuran yang amat mengerikan itu.
Tidak banyak ulama atau ustadz yang concern bicara tentang tema akhir zaman. Ihsan Tandjung pun menyadari hal itu. Bahkan ia kerap mendengar celoteh masyarakat, yang mengungkapkan ketidaksukaannya kepada muballigh yang bicara tentang akhir zaman, syurga, dan neraka. “Masyarakat kita menganggap kehidupan akhir zaman sebagai hal yang tidak penting,” Ihsan menyimpulkan.
Meski begitu, Ihsan tetap percaya diri untuk terus maju. Imam Mahdi, Dajjal, Armageddon, kiamat, adalah kosakata yang kerap meluncur dari bibirnya ketika ceramah. “M asyarakat harus terus diingatkan,” alasannya.
Ihsan juga terus mengingatkan agar kaum Muslimin waspada terhadap fitnah kaum Yahudi yang mengepung dari segala penjuru. “Dunia saat ini memang sangat tidak ramah terhadap nilai-nilai keimanan,” ujarnya sewaktu ceramah di sebuah instansi pemerintah di Jakarta.
Konflik kaum Muslimin dengan Yahudi memang sudah sunnatullah. Ihsan menyebutnya sebagai sunnah at-tadafu’ al-insany (ketentuan Ilahi berupa pergolakan antarmanusia). “Konflik antara ummat Islam dan Yahudi adalah konflik hakiki,” kata penulis buku “Pertarungan Abadi” ini.
Selain tema-tema memahami zaman, Menurutnya, jika kita menghayati desain besar Allah untuk mengakhiri zaman ini, maka berbagai friksi dan ketegangan yang terjadi di antara gerakan Islam menjadi kurang relevan. “Kita harus semakin rajin merapatkan barisan, seperti pada shalat berjama’ah,” katanya.
Menurut Anda, kenapa tema tentang akhir zaman kurang disukai oleh masyarakat? Tidak aneh, sebab itu sudah diisyaratkan Nabi sejak berabad-abad yang lalu. Kata Rasulullah Saw, “Dajjal tidak akan muncul sebelum ummat manusia lupa membicarakan Dajjal dan imam-imam di mimbar pun tidak menerangkan lagi tentang Dajjal.”
Rasulullah juga sudah menganjurkan agar kita berdoa usai membaca tahiyat akhir di setiap shalat, seperti diriwayatkan Imam Bukhari. Isi doa itu adalah permohonan agar kita terhindar dari fitnah jahanam, fitnah dunia, dan fitnah Dajjal. Sayang, ummat Islam sering mengabaika n masalah ini.
Kenapa Anda concern bicara tentang tema ini? Huru-hara akhir zaman itu sudah sangat dekat. Ummat harus diingatkan. Kalau tidak, saya khawatir mereka tidak sanggup mengantisipasi huru-hara atau munculnya Imam Mahdi itu. Misalnya, bila nanti Imam Mahdi muncul, mereka tidak bergabung tetapi malah mencaci maki. Bisa saja nanti CNN akan memberitakan bahwa Imam Mahdi itu seorang teroris. Kalau kita ikut-ikutan, kan repot.
Selama ini, tema akhir zaman biasanya cuma menjadi serpihan-serpihan lepas dari tema yang lain. Padahal Nabi telah menjelaskan kepada kita akan adanya grand design dari Allah. Mestinya ummat berlomba-lomba untuk menyesuaikan diri dengan grand design itu, yang pasti akan tetap berjalan terlepas apakah kita setuju atau tidak.
Kita jangan cuma mengandalkan otak sendiri dalam merancang perjuangan. Kekalahan ummat Islam saat ini sudah amat parah, bagaimana otak kita akan mengalahkan musuh? Kalau kita di suruh membuat pesawat F-16, belum tentu dalam waktu 100 tahun bisa. Tentu saja kita tidak boleh menjadi fatalis. Kita harus berbuat semaksimal mungkin. Dan ada satu momentum yang harus diantisipasi. Begitu momentum itu datang, namun kita tolak, maka berarti kita kehilangan peluang untuk menjemput kemenangan. Kita harus terlibat di dalamnya.
Ada sebagian orang berpendapat, hadits-hadits tentang akhir zaman itu derajatnya tidak sampai mutawatir. Bagaimana menurut Anda? Saya ini bukan ahli hadits ya. Tetapi tanda-tanda akhir zaman yang ditulis para ulama rasa-rasanya tidak pernah luput membahas tentang Imam Mahdi.
Apa yang seharusnya dilakukan ulama, berkaitan dengan huru-hara akhir zaman? Mestinya para ulama banyak berbicara tentang ini, harus bisa menjadi sumber ilmu bagi kita. Anehnya, justru orang yang menulis buku-buku akhir zaman berasal dari orang teknik. Misalnya Amin Muhammad Jamaluddin, penulis buku “Umur Ummat Islam”, berlatar belakang insinyur. Belakangan ia baru menempuh S-2 di Fakultas Da’wah Universitas Al-Azhar, Kairo. Bukunya itu betul-betul spektakuler dan menjadi best-seller.
Kenapa bukan ulama yang menulis itu? Jangan-jangan ini sebuah isyarat bahwa kelak ketika Imam Mahdi datang, beberapa ulama akan menolak sebagaimana pendeta-pendeta Yahudi-Nasrani menolak Nabi Muhammad. Tidak mustahil pula ada aktivis harakah yang akan menolak kedatangan Imam Mahdi itu. Dan sebaliknya, orang Islam yang saat ini masih bergelimang kemaksiatan tidak mustahil bisa menjadi prajurit-prajurit yang bergabung dalam barisan Imam Mahdi. Beragama itu bukan urusan ilmu semata, tapi juga amal.
Anda pernah mendiskusikan dengan para ulama tentang kekhawatiran di atas? Secara formal belum.
Anda berencana melakukannya suatu saat? Pasti. Tapi tunggu dulu lah, sebab sebagian mereka sekarang sedang sibuk menyongsong 2004 (sambil tersenyum). Nanti kalau suasananya sudah adem.
Dengan tema ceramah futuristik tentang akhir zaman, apakah pernah ada orang yang menilai Anda sebagai ustadz yang suka menjadi pengkhayal? Alhamdulillah belum ada. Tetapi banyak yang bertanya, misalnya tentang kemunculan Isa Al-Masih. Bukankah ini bertentangan dengan dalil Al-Quran yang menyatakan bahwa Muhammad adalah Nabi terakhir? Tidak, karena Isa As nanti datang tidak menjadi Nabi yang membawa kitab baru. Ia menyempurnakan tugas yang belum sempat dikerjakan dulu, yaitu mengajak kembali ahli kitab (Yahudi dan Nasrani) untuk masuk Islam.
Ada pula sunnah yang belum dikerjakan Isa As, yaitu menikah. Padahal beliau kan pengikut syariat Muhammad. Ada beberapa hadits shahih yang berisi tentang Isa as akan menikah.
Isa As akan turun dalam usia 33 tahun, persis seperti usia ketika dia dulu diangkat Allah Swt ribuan tahun lalu. Ibarat tape recorder, Isa as sekarang ini sedang “pause”, nanti turun akan “play” lagi. Kelak, menurut hadits, Isa As akan wafat dan dimakamkan di dekat pemakaman Rasulullah, Abu Bakar, dan Umar di Masjid Nabawi. Saat ini tempat itu masih kosong, dan memang disediakan untuk Nabi Isa As.
Ada pengalaman yang tidak menyenangkan? Ada, masih di AS, sekitar tahun 1994. Saya diundang ceramah di Islamic Centre oleh orang Malaysia di sana. Dia berkata, “Maaf Ustadz, yang dengerin ceramah cuma orang Indonesia.” “Kenapa?” saya tanya. “Kalau kita mengadakan acara pengajian terbuka, Muslim dari berbagai negara pasti datang kecuali dari I ndonesia. Kalau ustadznya dari Indonesia dan undangannya dikhususkan untuk orang Indonesia, insya Allah mereka akan datang.” Kenapa bisa begitu? Dia menjawab, “Karena orang Indonesia jarang ke masjid.”
Rupanya, orang Indonesia kalau kumpul ya sesama orang Indonesia saja. Itupun tidak di masjid. Menurut pandangan teman Malaysia itu, orang Indonesia di luar negeri seperti katak dalam tempurung. Ini fenomena yang memang sering saya jumpai. Kalau kita ke Islamic Centre atau masjid, kita akan mudah menjumpai kaum Muslimin dari Arab, Mesir, Pakistan, Bangladesh, tetapi jarang menemui orang Indonesia. Ini sekaligus kritik kepada para da’i, termasuk saya. Kita harus lebih gencar menyerukan kepada orang Indonesia ini agar gemar shalat di masjid.*
Saat ini kita hidup di masa yang mana? Sekarang masa penguasa diktator, dan sedang hot-hot-nya. Ummat Islam sedang kalah. Tetapi itu memang sudah sunatullah, bahwa ada kalanya menang, ada kalanya kalah. Kita pun harus optimis, akan tiba waktunya ummat Islam memperoleh kemenangan.
Kelak penguasa diktator itu bisa dikalahkan kaum Muslimin? Begitulah menurut hadits. Kita akan berperang melawan Yahudi, dan Yahudi akan hancur. Yahudi akan diburu sampai manapun, sampai-sampai pohon dan batu pun bicara, “Hai kaum Muslimin, di belakangku ada Yahudi yang bersembunyi!” Kecuali pohon gharqad (semacam kaktus) yang merupakan pohon Yahudi. Jangan heran, sekarang pohon gharqad itu banyak ditanam oleh orang-orang Israel, untuk berlindung dari serangan kaum Muslimin.
Yang dimaksud Yahudi itu khusus di Israel atau juga termasuk di Amerika Serikat (AS)? Yang pasti Yahudi Israel. Kalaupun kemudian Yahudi-Amerika pindah ke Israel, wallahu alam. Dan Yahudi yang pindah ke Israel itu berarti menyatakan diri sebagai musuh ummat Islam.
Dalam sebuah hadits diriwayatkan, sebelum akhir zaman tiba, kaum Muslimin akan berdamai dengan Bangsa Rum. Siapa yang dimaksud Rum itu? Saya cenderung menafsirkan Bangsa Rum adalah Eropa. Alasannya bersifat historis. Ummat Islam atau Bangsa Arab diapit oleh dua peradaban besar, yaitu peradaban Barat (Romawi) dan Timur (Persia). Peradaban Barat dipengaruhi oleh tadisi-tradisi ahli kitab (Yahudi maupun Nasrani). Timur dipengaruhi oleh kemusyrikan dan paganisme. Memang, sekarang ada perluasan akibat globalisasi. Pengertian Timur tidak lagi hanya Persia, tetapi juga China, India, dan lainnya. Mereka kategorinya bukan ahli kitab tetapi disebut al-Adyaan al-Ardhiyah atau agama-agama bumi yang banyak sekali dan didominasi paganisme.
Apakah sekarang perdamaian itu sudah berlangsung? Sekarang sedang berjalan, meski semu. Kenapa? Karena yang kini memimpin dunia bukan amiirul mu’miniin. Pemimpinnya adalah kalangan Rum, yang mengandalkan tradisi yang campur aduk dengan kebatilan sehingga muncul kezhaliman dan ketidakadilan. Jadi, perdamaian yang sekarang terjadi lebih tepat diartikan sebagai “kesepakatan untuk tidak berperang”. Ini terjadi sejak berakhirnya penjajahan resmi oleh Bangsa Rum terhadap negeri-negeri kaum Muslimin.
Tampaknya ada kontradiksi. Kaum Muslimin berdamai dengan Bangsa Rum, tetapi saat ini Rum justru dekat dengan musuh abadi ummat Islam yaitu Yahudi? Bukan dekat, tetapi pengertian tentang Bangsa Rum sendiri memang sudah campur aduk. Ada Nasrani dan Yahudi-nya sehingga sering disebut Judeo-Christian civilization (peradaban Yahudi-Nasrani).
Ada pula hadits yang menyatakan, di akhir zaman, Iraq akan diboikot oleh Bangsa Rum. Itukah yang terjadi saat ini? Ya, sudah dan sedang berjalan.
Apa yang akan terjadi setelah itu? Kalau mau dirangkai secara kronologis, cukup sulit ya. Tetapi di antara tanda-tanda menjelang batas akhir tanda kecil adalah mengeringnya sungai Eufrat dan ditemukannya gunung emas di bawah sungai itu. Nanti akan berduyun-duyun pasukan dari berbagai bangsa untuk memperebutkan emas itu. Setiap seratus manusia datang, 99 di antaranya tewas karena berebut emas. Dan Rasulullah Saw melarang kaum Muslimin ikut dalam perebutan itu.
Apakah itu berupa serangan AS dan sekutu nya terhadap Iraq, seperti yang terjadi beberapa saat lalu? Kalau itu berebut minyak atau emas hitam. Jadi kelak akan ditemukan emas dalam arti yang sebenarnya, bukan emas hitam? Saya meyakini itu memang emas yang sebenarnya. Isyarat Nabi tidak cuma bersifat maknawi tapi juga hakiki. Seperti isyarat akan munculnya Imam Mahdi, saya yakin itu bukan kiasan. Sosok Imam Mahdi memang ada. Begitu juga hadits tentang Dajjal. Dajjal adalah oknum atau person. Saat ini oknum Dajjal belum muncul, meskipun sistem dajjal sudah bisa kita rasakan.
Apa sistem dajjal itu? Sistem dajjal adalah sistem kepalsuan, seperti yang berlaku sekarang ini. Orang menyebutnya sebagai The New World Order (Tata Dunia Baru), meskipun kenyataannya malah tidak ada tatanan. Yang disebut pejuang hak asasi manusia justru mereka yang sebenarnya teroris. Sedangkan mereka yang dituduh teroris justru sebenarnya orang yang mulia di mata Allah Swt.
Apakah yang Anda maksud dengan sistem dajjal itu adalah tatanan kehidupan yang kini dikomandani oleh AS? Ya. Itu tercermin dalam lembaran uang satu dollar AS. Bagian depan uang itu bergambar Presiden AS pertama George Washington, bagian belakang bergambar piramid yang terpotong. Letak gambar piramid ada di belakang, sebagai isyarat bahwa di belakang AS itu ada kekuatan lain. Di atas piramid ada segitiga bergambar mata satu. Di atasnya ada tulisan annuit coeptis (semoga dia senang dengan proyek ini). “Dia” yang dimaksud adalah si Mata Satu. Di bawahnya ada tulisan novus ordo seclorum (tatanan dunia baru). Artinya, ummat seluruh dunia diharapkan masuk dalam proyek tatanan dunia baru dan menerima kepemimpinan si Mata Satu. Orang yang familier dengan hadits-hadits Rasulullah akan paham bahwa yang dimaksud si Mata Satu adalah Dajjal.
Kapan sosok Dajjal akan muncul? Dajjal sudah ada sejak zaman Rasulullah Saw. Hal ini dijelaskan dalam se buah hadits shahih yang panjang, diriwayatkan oleh Muslim dari Fathimah binti Qais. Ada seorang pengembara Nasrani yang terdampar di sebuah pantai, ia turun dari kapalnya kemudian bertemu dengan binatang aneh. Binatang itu mengantarkannya ke sebuah biara.
Di biara ada seorang lelaki yang terpasung. Si terpasung langsung bertanya, “Apakah sungai Tiberia sudah mengering? Apakah sudah muncul seorang lelaki yang bernama Muhammad yang disebut sebagai Nabi akhir zaman? Apakah lelaki itu sudah diusir oleh penduduk di negerinya sendiri?” Pengembara Nasrani itu penasaran, kemudian dia menelusuri Jazirah Arab untuk mencari lelaki yang dimaksud. Dia pun bertemu Muhammad Saw. Dia bertanya kepada Nabi, “Siapa orang yang dipasung itu?”
Nabi kemudian menyatakan bahwa lelaki itu adalah Dajjal. Namun Dajjal tidak akan muncul sebelum Imam Mahdi keluar.
Kapan Imam Mahdi keluar? Menurut Rasulullah Saw, salah satu tandanya adalah meninggal atau terbunuhnya seorang khali fah. Namun kekhalifahan sekarang kan sudah tidak ada. Menurut saya, khalifah yang dimaksud itu adalah seorang pemimpin negeri Muslim yang sangat nyata. Amin Muhammad Jamaluddin, penulis buku “Umur Ummat Islam” asal Mesir, menafsirkannya sebagai pemimpin Kerajaan Arab Saudi. Kalau memang betul itu, berarti sudah dekat.
Anda setuju dengan pendapat itu? Tidak setuju sepenuhnya. Saya look and see aja. Tetapi saya yakin bahwa hadits yang menyatakan wafatnya khalifah itu memang benar. Menurut hadits itu, kelak Al-Mahdi akan muncul lalu dibaiat oleh sekelompok pemuda di Ka’bah. Penguasa semenanjung Arab akan langsung mengirim pasukan untuk menangkap para pemuda itu. Tetapi pasukan itu akan dibenamkan ke dalam bumi oleh Allah Swt, kecuali dua orang saja.
Keduanya sengaja diselamatkan agar bisa menceritakan kepada publik bahwa teman-teman mereka telah tenggelam ke dalam bumi. Begitu kabar ini tersiar, semua Mu’min yang paham hadits-hadits shahih tentang munculnya Al-Mahdi akan sadar bahwa Imam Mahdi telah muncul. Mereka akan berbondong-bondong untuk berbaiat.
Bagaimana jika dihubungkan dengan umur ummat Islam? Menurut Muhammad Amin Jamaluddin, ketika dia menafsirkan beberapa hadits mengenai umur ummat Yahudi, Kristen, ummat Islam, diisyaratkan umur ummat Islam itu 1500 tahun. Sekarang sudah 1424 Hijriah, jadi tinggal 76 tahun lagi. Itu belum dipotong waktu perjuangan Muhammad ketika di Makkah, yang memakan waktu 13 tahun. Jadi umur ummat Islam tinggal kira-kira 63 tahun.
Nah, kalau masa kekhalifahan di akhir zaman –yang menurut hadits akan berlangsung 40 tahun– terjadi pada masa damai, maka huru-hara besar itu akan terjadi dalam kurun waktu kurang dari 23 tahun ke depan ini. Kemunculan khilafah akan didahului oleh terjadinya huru-hara, dimana kaum Muslimin berada di bawah komando Imam Mahdi.
Kemunculan Imam Mahdi juga akan ditandai dengan munculnya bintang berekor atau komet. Menurut yang saya dengar dari para astronom, komet akan muncul tahun 2022. Jadi kalau pada saat itu muncul Imam Mahdi, sebuah perhitungan yang sangat mungkin. Bisa jadi kemunculan Imam Mahdi justru akan lebih cepat daripada itu.
Apa ciri-ciri khusus Imam Mahdi itu? Menurut Rasulullah Saw, namanya seperti nama Rasulullah dan ayahnya pun sama dengan ayah Rasulullah. Ia juga disebut-sebut ngomongnya kurang lancar, sehingga kalau bicara harus menepuk pahanya dulu. Apakah itu berarti ia gagap, wallahu a’lam.
Saat muncul, Imam Mahdi berusia berapa? Kira-kira seusia Nabi ketika pertama kali perang. Rasulullah pertama kali perang ketika usianya sekitar 55 tahun, Perang Badar.
Kalau begitu, saat ini sebenarnya Imam Mahdi sudah ada ya? Ya, sudah ada, tapi oleh Allah Swt belum dimunculkan. Kalau sekarang kita tidak tahu Imam Mahdi itu siapa, bukan hal yang aneh, karena memang ia fenomena yang akan muncul mendadak.
Bukankah sudah ada beberapa orang yang mengaku sebagai Imam Mahdi? Tidak bisa. Imam Mahdi itu dibaiat oleh 313 pemuda di Kabah. Jumlah itu sama dengan pasukan Perang Badar. Baiatnya bersifat terbuka, meskipun sebenarnya Imam Mahdi enggan dijadikan pemimpin. Kalau ada yang mengaku-aku Imam Mahdi, itu omong kosong.
Apakah kelak Imam Mahdi akan memimpin kekhalifahan Islam? Ya. Sebelum itu ia akan memimpin beberapa peperangan dalam rangka meruntuhkan Tatanan Dunia Baru ini. Perang meruntuhkan maalikan jabariyan (penguasa diktator) ini dimaksudkan untuk mewujudkan The Next World Order (Tatanan Dunia Kelak).
Peperangan apa saja itu? Ada empat perang besar. Pertama, perang melawan penguasa semenanjung Arab. Kaum Muslimin menang. Kedua, perang melawan penguasa zhalim Persia, juga menang. Ketiga, pe rang melawan Rum atau Eropa, juga menang. Terakhir perang melawan Dajjal dan 70 ribu tentara Yahudi.
Ketika Imam Mahdi sedang berkonsolidasi di Damaskus (Suriah), waktu shalat Shubuh tiba. Iqamat dikumandangkan, lalu Imam Mahdi hendak maju menjadi imam. Muncul tanda besar kedua akan terjadinya hari kiamat, yaitu Isa eAlaihissallam (As) turun di Menara Putih, masjid sebelah timur Damaskus.
Imam Mahdi memohon agar Isa yang menjadi imam shalat. Namun Isa As menolak, “Demi Allah, inilah kelebihan ummat Muhammad, sebagian engkau menjadi pemimpin sebagian ummat lainnya. Engkau pemimpin ummat ini, Imam Mahdi, Engkau yang memimpin shalat. Aku menjadi ma’mum.”
Sesudah shalat, mereka bertolak menuju hari bertemunya dua pasukan. Yaitu pasukan kaum Muslimin yang dipimpin Imam Mahdi dan Nabi Isa As, melawan pasukan Yahudi yang dipimpin Dajjal.
Perang ini terjadi dimana? Persisnya saya tidak tahu, tetapi tidak jauh dari Baitul Maqdis. Menurut hadits, ketik a melihat Isa As dari kejauhan, Dajjal “mengkerut” lalu berusaha kabur. Ia dikejar terus oleh Nabi Isa sampai akhirnya terbunuh di pintu Lod, salah satu pintu masuk ke Baitul Maqdis. Dajjal tewas tertusuk tombak. Nabi Isa As lalu mengangkat tinggi-tinggi tombak itu, supaya orang-orang yang selama ini percaya pada Dajjal dan menganggapnya sebagai Tuhan, menyadari bahwa sikap itu keliru.
Kekhalifahan nanti pusatnya dimana? Pusatnya di Baitul Maqdis.
Setelah umur ummat Islam berakhir, apa yang terjadi kemudian? Menurut hadits, setelah khilafah berdiri, kemakmuran akan terjadi dimana-mana. Pada masa itu tetap ada orang kafir, sampai pada masa tertentu Allah Swt mendatangkan tanda akhir zaman, yaitu hembusan angin sepoi-sepoi dari arah Yaman (selatan). Itu terjadi setelah wafatnya Isa Ibnu Maryam. Semua orang Islam, hatta yang hanya punya keimanan sebiji zarah, akan menghirup udara itu dan meninggal dengan damai. Ya sudah, selesai. Berakhi rlah umur ummat Islam.
Di dunia tinggal ummat yang kafir 24 karat. Terjadilah kekacauan dan kehancuran luar biasa, karena tidak ada lagi amar ma’ruf nahiy munkar. Nabi menggambarkan, saat itu manusia tak akan malu-malu bersenggama seperti keledai di jalanan. Makkah dan Madinah dihancurkan, sehingga datanglah kiamat yang mengerikan. Alhamdulillah, ummat Islam tidak akan mengalami fase penghancuran yang amat mengerikan itu.
Tidak banyak ulama atau ustadz yang concern bicara tentang tema akhir zaman. Ihsan Tandjung pun menyadari hal itu. Bahkan ia kerap mendengar celoteh masyarakat, yang mengungkapkan ketidaksukaannya kepada muballigh yang bicara tentang akhir zaman, syurga, dan neraka. “Masyarakat kita menganggap kehidupan akhir zaman sebagai hal yang tidak penting,” Ihsan menyimpulkan.
Meski begitu, Ihsan tetap percaya diri untuk terus maju. Imam Mahdi, Dajjal, Armageddon, kiamat, adalah kosakata yang kerap meluncur dari bibirnya ketika ceramah. “M asyarakat harus terus diingatkan,” alasannya.
Ihsan juga terus mengingatkan agar kaum Muslimin waspada terhadap fitnah kaum Yahudi yang mengepung dari segala penjuru. “Dunia saat ini memang sangat tidak ramah terhadap nilai-nilai keimanan,” ujarnya sewaktu ceramah di sebuah instansi pemerintah di Jakarta.
Konflik kaum Muslimin dengan Yahudi memang sudah sunnatullah. Ihsan menyebutnya sebagai sunnah at-tadafu’ al-insany (ketentuan Ilahi berupa pergolakan antarmanusia). “Konflik antara ummat Islam dan Yahudi adalah konflik hakiki,” kata penulis buku “Pertarungan Abadi” ini.
Selain tema-tema memahami zaman, Menurutnya, jika kita menghayati desain besar Allah untuk mengakhiri zaman ini, maka berbagai friksi dan ketegangan yang terjadi di antara gerakan Islam menjadi kurang relevan. “Kita harus semakin rajin merapatkan barisan, seperti pada shalat berjama’ah,” katanya.
Menurut Anda, kenapa tema tentang akhir zaman kurang disukai oleh masyarakat? Tidak aneh, sebab itu sudah diisyaratkan Nabi sejak berabad-abad yang lalu. Kata Rasulullah Saw, “Dajjal tidak akan muncul sebelum ummat manusia lupa membicarakan Dajjal dan imam-imam di mimbar pun tidak menerangkan lagi tentang Dajjal.”
Rasulullah juga sudah menganjurkan agar kita berdoa usai membaca tahiyat akhir di setiap shalat, seperti diriwayatkan Imam Bukhari. Isi doa itu adalah permohonan agar kita terhindar dari fitnah jahanam, fitnah dunia, dan fitnah Dajjal. Sayang, ummat Islam sering mengabaika n masalah ini.
Kenapa Anda concern bicara tentang tema ini? Huru-hara akhir zaman itu sudah sangat dekat. Ummat harus diingatkan. Kalau tidak, saya khawatir mereka tidak sanggup mengantisipasi huru-hara atau munculnya Imam Mahdi itu. Misalnya, bila nanti Imam Mahdi muncul, mereka tidak bergabung tetapi malah mencaci maki. Bisa saja nanti CNN akan memberitakan bahwa Imam Mahdi itu seorang teroris. Kalau kita ikut-ikutan, kan repot.
Selama ini, tema akhir zaman biasanya cuma menjadi serpihan-serpihan lepas dari tema yang lain. Padahal Nabi telah menjelaskan kepada kita akan adanya grand design dari Allah. Mestinya ummat berlomba-lomba untuk menyesuaikan diri dengan grand design itu, yang pasti akan tetap berjalan terlepas apakah kita setuju atau tidak.
Kita jangan cuma mengandalkan otak sendiri dalam merancang perjuangan. Kekalahan ummat Islam saat ini sudah amat parah, bagaimana otak kita akan mengalahkan musuh? Kalau kita di suruh membuat pesawat F-16, belum tentu dalam waktu 100 tahun bisa. Tentu saja kita tidak boleh menjadi fatalis. Kita harus berbuat semaksimal mungkin. Dan ada satu momentum yang harus diantisipasi. Begitu momentum itu datang, namun kita tolak, maka berarti kita kehilangan peluang untuk menjemput kemenangan. Kita harus terlibat di dalamnya.
Ada sebagian orang berpendapat, hadits-hadits tentang akhir zaman itu derajatnya tidak sampai mutawatir. Bagaimana menurut Anda? Saya ini bukan ahli hadits ya. Tetapi tanda-tanda akhir zaman yang ditulis para ulama rasa-rasanya tidak pernah luput membahas tentang Imam Mahdi.
Apa yang seharusnya dilakukan ulama, berkaitan dengan huru-hara akhir zaman? Mestinya para ulama banyak berbicara tentang ini, harus bisa menjadi sumber ilmu bagi kita. Anehnya, justru orang yang menulis buku-buku akhir zaman berasal dari orang teknik. Misalnya Amin Muhammad Jamaluddin, penulis buku “Umur Ummat Islam”, berlatar belakang insinyur. Belakangan ia baru menempuh S-2 di Fakultas Da’wah Universitas Al-Azhar, Kairo. Bukunya itu betul-betul spektakuler dan menjadi best-seller.
Kenapa bukan ulama yang menulis itu? Jangan-jangan ini sebuah isyarat bahwa kelak ketika Imam Mahdi datang, beberapa ulama akan menolak sebagaimana pendeta-pendeta Yahudi-Nasrani menolak Nabi Muhammad. Tidak mustahil pula ada aktivis harakah yang akan menolak kedatangan Imam Mahdi itu. Dan sebaliknya, orang Islam yang saat ini masih bergelimang kemaksiatan tidak mustahil bisa menjadi prajurit-prajurit yang bergabung dalam barisan Imam Mahdi. Beragama itu bukan urusan ilmu semata, tapi juga amal.
Anda pernah mendiskusikan dengan para ulama tentang kekhawatiran di atas? Secara formal belum.
Anda berencana melakukannya suatu saat? Pasti. Tapi tunggu dulu lah, sebab sebagian mereka sekarang sedang sibuk menyongsong 2004 (sambil tersenyum). Nanti kalau suasananya sudah adem.
Dengan tema ceramah futuristik tentang akhir zaman, apakah pernah ada orang yang menilai Anda sebagai ustadz yang suka menjadi pengkhayal? Alhamdulillah belum ada. Tetapi banyak yang bertanya, misalnya tentang kemunculan Isa Al-Masih. Bukankah ini bertentangan dengan dalil Al-Quran yang menyatakan bahwa Muhammad adalah Nabi terakhir? Tidak, karena Isa As nanti datang tidak menjadi Nabi yang membawa kitab baru. Ia menyempurnakan tugas yang belum sempat dikerjakan dulu, yaitu mengajak kembali ahli kitab (Yahudi dan Nasrani) untuk masuk Islam.
Ada pula sunnah yang belum dikerjakan Isa As, yaitu menikah. Padahal beliau kan pengikut syariat Muhammad. Ada beberapa hadits shahih yang berisi tentang Isa as akan menikah.
Isa As akan turun dalam usia 33 tahun, persis seperti usia ketika dia dulu diangkat Allah Swt ribuan tahun lalu. Ibarat tape recorder, Isa as sekarang ini sedang “pause”, nanti turun akan “play” lagi. Kelak, menurut hadits, Isa As akan wafat dan dimakamkan di dekat pemakaman Rasulullah, Abu Bakar, dan Umar di Masjid Nabawi. Saat ini tempat itu masih kosong, dan memang disediakan untuk Nabi Isa As.
Ada pengalaman yang tidak menyenangkan? Ada, masih di AS, sekitar tahun 1994. Saya diundang ceramah di Islamic Centre oleh orang Malaysia di sana. Dia berkata, “Maaf Ustadz, yang dengerin ceramah cuma orang Indonesia.” “Kenapa?” saya tanya. “Kalau kita mengadakan acara pengajian terbuka, Muslim dari berbagai negara pasti datang kecuali dari I ndonesia. Kalau ustadznya dari Indonesia dan undangannya dikhususkan untuk orang Indonesia, insya Allah mereka akan datang.” Kenapa bisa begitu? Dia menjawab, “Karena orang Indonesia jarang ke masjid.”
Rupanya, orang Indonesia kalau kumpul ya sesama orang Indonesia saja. Itupun tidak di masjid. Menurut pandangan teman Malaysia itu, orang Indonesia di luar negeri seperti katak dalam tempurung. Ini fenomena yang memang sering saya jumpai. Kalau kita ke Islamic Centre atau masjid, kita akan mudah menjumpai kaum Muslimin dari Arab, Mesir, Pakistan, Bangladesh, tetapi jarang menemui orang Indonesia. Ini sekaligus kritik kepada para da’i, termasuk saya. Kita harus lebih gencar menyerukan kepada orang Indonesia ini agar gemar shalat di masjid.*
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar